Yang Berbakatlah yang akan dikenang

Pemilik Blog

Zainuddin

Thursday, 15 March 2018

On March 15, 2018 by zainuddin in    No comments


BLOK OSCILATOR DAN SINKRONISASI PADA TV CRT (CATODE RAY TUBE)

 
  




OLEH:
KELOMPOK 3

MUH. AYYUB                             1525041009
RISMAN                                       1525041011
ZAINUDDIN                                1525041005






JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017-2018


KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah “Blok Osilator dan Sinkronisasi pada TV CRT” sebagai tugas dari mata kuliah “Perawatan dan perbaikan peralatan elektronika audio video” pada semester 6 ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain sebagai tugas juga agar penyusun dan pembaca bisa memahami bagaimana konsep system sinkronisasi dan oscillator pada TV CRT, dengan adanya makalah ini maka pembaca juga akan dapat menguasai peranan dan fungsi dari blok tersebut.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang telah memberikan  dukungan dan bantuan pihak-pihak selama penyusunan makalah ini,
Akhir kata dengan segala keterbatasannya, penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun pada khusunya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini , oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca dan semua pihak.









                                                               Makassar,13 Februari 2018

                                                                        Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
        A.     Latar Belakang ……………..…………………………………………….1   
        B.     Rumusan Masalah …………...……………………………………………1
  BAB II PEMBAHASAN
        A.    BLOK DIAGRAM DAN SKEMATIK TV BERWARNA ….….………..2
        B.     OSCILATOR DAN SINKRONISASI ………………………….………...4
        C.     KERUSAKAN TV CRT PADA BAGIAN OSCILATOR DAN SINKRONISASI     …………………………………………………….…..12
BAB III PENUTUP
      A.    KESIMPULAN ……………….…………………………………………17
      B.     SARAN ………………………………...………………………………..17













BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini benar-benar pesat, segala aspek kehidupan telah dirasuki oleh canggihnya teknologi. Mau tidak mau kita benar-benar harus menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas diri kita masing-masing, agar tidak tertinggal oleh zaman. Tak dapat dipungkiri, semua pekerjaan manusia kini beralih ke mesin, manusia cukup mengontrol dan mengawasi dan mesinlah yang melakukan segala pekerjaan manusia. Berbicara mengenai wawasan, tidak lain adalah informasi itu sendiri. Saat ini informasi benar-benar mudah untuk didapatkan, cukup dengan duduk manis di depan gadget , semua yang ingin diketahui akan muncul di depan mata.
Demi kemudahan memperoleh informasi, maka dibentuklah sebuah system televise, dimanaa dengan televise ini, kita akan mampu melihat kejadian-kejadian yang ada diseluruh nusantara, bahkan hingga keluar negeri sekalipun. Di dalam pesawat televise berbagai macam blok diagram yang harus dikuasai ataupun diketahui, sehingga kita sebagai mahasiswa jurusan elektronika dapat mencapai tujuan perkuliahan yakni mampu melakukan perawatan dan perbaikan pada peralatan elektronika audio video, dimana televise ini adalah salah satunya.
Teknologi benar-benar berkembang pesat, dapat diperhatikan bahwa TV CRT yang mana dulu menjadi dambaan masyarakat, kini beralih lagi ke pengembangan yang lebih sempurna, pengembangan TV CRT saat ini sudah berubah menjadi LCD, banyak sekali perbedaan antara keduanya, baik peralatan yang digunakan, maupun system kerja dari kedua TV tersebut. Oleh sebab itu untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini, terkhusus pada TV CRT sebagai langkah awal untuk maju ke jenjang yang lebih kompleks dan lebih berkembang saat ini.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan blok oscillator dan sinkronisasi?
2.      Bagaimana fungsi dan peranan dari kedua blok tersebut dalam TV CRT?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    BLOK DIAGRAM DAN SKEMATIK TV BERWARNA




 

Gambar 1.1 Blok Diagram TV CRT Berwarna


















Gambar 1.2 Skematik TV CRT Berwarna





B.     OSCILATOR DAN SINKRONISASI
Seperti halnya monitor komputer, perangkat penerima televisi sebenarnya berdasarkan pada prinsip kerja monitor komputer. Perbedaannya adalah pada jenis masukannya. Pada monitor komputer, masukan sudah terpisah untuk tiap sinyal, yaitu warna R, G, B dan sinkronisasi H dan V. Sedangkan pada perangkat televisi sinyal-sinyal tersebut diekstrak dari sinyal CVBS/video yang masuk. Sinyal sinkronisasi tersebut (H-SYNC & V-SYNC) yang menentukan ukuran gambar yang terdapat dalam sinyal video. Sinyal sinkronisasi ini digunakan untuk mengendalikan atau mensinkronisasi osilator H dan osilator V pada perangkat penampil/display.
1.      OSILATOR HORISONTAL DAN VERTIKAL

        Blok ini lebih sering disebut sebagai osilator jungle. Osilator adalah perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator pulsa atau frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri dari osilator horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja secara free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat berubah frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi. Perubahan frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh sinyal masukan.
Pulsa keluaran osilator horisontal berbentuk persegi, besar frekuensinya berkisar 16,625Hz dan berubah berdasarkan format video yang akan ditampilkan. Pulsa horisontal ini yang akhirnya dikuatkan oleh blok horisontal output.Pulsa gigi gergaji pada osilator vertikal digenerasikan dan dikontrol oleh V-RAMP generator (umumnya menggunakan kapasitor VRAMP). Besar frekuensi vertikal tergantung dari jenis/format video masukan antara lain 50, 60 dan 72Hz. Pulsa vertikal ini yang nantinya dikuatkan oleh blok vertikal output. 
2.      PEMISAH SINKRONISASI

        Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS ini masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna mengambil/mengekstrak pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal. Pulsa sinkronisasi horisontal digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi osilator horisontal, begitu juga sinyal sinkronisasi vertikal yang digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi output vertikal. Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan tidak terkuncinya gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat terbentuk atau tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-komponen aktif tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF, PH2LF), yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.
Jika dihubungkan dengan tabung gambar, secara mudahnya, fungsi dari osilator horisontal sebagai pelukis/pembelok pena elektron dari kiri ke kanan (membentuk garis mendatar), sedangkan fungsi dari osilator vertikal sebagai penggeser garis yang telah dilukis oleh osilator horisontal ke atas dan kebawah dalam periode tertentu. Misalnya TV akan menampilkan format gambar sebesar 352 x 288 piksel, 50Hz, berarti horisontal akan membuat garis sebanyak 288 garis dalam periode 1/50 detik (0,02 detik) dan dalam 1 baris tersebut horisontal akan melukis/membelokkan piksel/titik sebanyak 352 kali dengan tingkat akurasi yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkanlah sinkronisasi.
Contoh Skema


Secara internal pada IC TDA8841/42/44 terdapat blok osilator jungle dan pemisah sinkronisasi. Keluaran dari blok ini adalah pulsa horisontal dan pulsa vertikal yang akan dikuatkan oleh blok penguat horisontal dan vertikal.Pemisah sinkronisasi mendapatkan masukan CVBS dari output swith AV yang terhubung secara internal. Keluaran pemisah sinkronisasi ini terdiri dari sinkronisasi horisontal dan vertikal. Masing-masing digunakan untuk mengunci PLL horisontal dan vertikal. 
Osilator horisontal pada IC ini bekerja dengan sistem PLL (berbasis VCO) yang terkunci berdasarkan pembandingan dua sinyal yaitu sinyal sinkronisasi horisontal dan sinyal yang berasal dari osilator kristal. Pin PH1_FL merupakan loop filter berfungsi sebagai pengunci frekuensi horisontal berdasarkan sinyal sinkronisasi horisontal. Pin PH2_FL berfungsi sebagai pengunci frekuensi horisontal berdasarkan pulsa dari blok horisontal output yang umumnya diambil dari sekunder FBT. Pulsa ini dimasukkan melalui pin FBISCO (flyback input atau sandcastle output). Koneksi pada trafo FBT untuk fungsi ini umumnya disebut pin AFC.Akhirnya, hasil dari pembandingan 2 loop filter tersebut yang menentukan frekuensi keluaran pada pin H_OUT.
Osilator vertikal atau gelombang gigi gergaji digenerasikan oleh kapasitor V-RAMP pada pin V-SC (vertical sawtooth capasitor), sedangkan frekuensinya dikontrol secara internal oleh sinyal sinkronisasi vertikal. Pin V-IREF merupakan pin yang berfungsi sebagai pengunci amplitudo/level dari gelombang gigi gergaji yang digenerasikan oleh V-RAMP. Akhirnya gelombang gigi gergaji tersebut dikeluarkan melalui 2 pin keluaran vertikal (VDR_A dan VDR_B). Pin-pin output vertikal ini berbentuk differensial, yaitu salah satu sebagai output positif dan satunya lagi sebagai output negatif.
Setiap rangkaian PLL selalu membutuhkan frekuensi referensi yang stabil. Pada blok jungle ini, frekuensi referensi diambil dari kristal chrominance, pin X1 dan pin X2. kristal-kristal hanya bekerja salah satu saja dan secara otomatis terpilih berdasarkan jenis format masukan video.
Untuk mendukung keamanan dan proteksi, IC ini dilengkapi dengan pin EHT yang berfungsi sebagai sensor tegangan lebih (overvoltage) yang dikeluarkan oleh blok penguat horisontal. Jika ada tegangan yang mencapai ambang proteksi, maka osilator akan berhenti.
Penyetelan/ajustifikasi parameter-parameter pada blok ini direalisasikan melalui bus data I2C. Contoh beberapa parameter yang berhubungan dengan blok ini antara lain H-AFC, H-POS, V-SIZE, V-POS, V-LINE dan lain-lain.
Kelompok parameter-parameter tersebut umumnya disebut geometry parameters.
Ketika osilator horisontal dan vertikal berhasil terkunci berdasarkan sinyal masukan, IC ini akan mengeset data VIDEO_IDENT pada register internalnya sehingga dapat digunakan oleh IC program untuk mengecek apakah ada video yang masuk atau tidak melalui bus data.


3.      DEFLEKSI VERTIKAL

Defleksi vertikal terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji, rangkaian penguat dan rangkaian output. Rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal sinkronisasi vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji  50 Hz. Sinyal ini kemudian diperkuat sehingga mendapatkan daya yang cukup agar kumparan defleksi vertikal mampu menyimpangkan berkas elektron pada tabung ke arah  vertikal.


























Gambar 2.1  Rangkaian vertikal.

Rangkaian pemisah sinkronisasi vertikal dan horisontal terdapat pada IC N101. Rangkaian vertikal berawal pada pin 23 (v.out) IC N101, sinyal sinkronisasi vertikal diteruskan ke resistor R451 yang berfungsi untuk menghubungkan antara IC N101 dengan input (pin 1) IC N451 yang berfungsi sebagai IC vertikal. Output IC vertikal berada pada pin 5, output tersebut diteruskan menuju ke yoke vertikal (VDY).
Sumber tegangan rangkaian vertikal ini adalah power supply terutama  tegangan 24VDC. Namun beberapa televisi rangkaian vertikalnya diberikan tegangan dari flyback. Input vertikal diperoleh yaitu vertical syncrone yang masuk ke rangkaian sinkronisasi yang terdapat pada IC utama (N101) dan diteruskan ke IC vertikal. Dalam IC inilah semua pengaturan dan penguatan sinyal dilakukan dengan bantuan elko sebagai filter tegangan. Output blok vertikal ini juga dihasilkan oleh IC vertikal yang kemudian diumpankan ke yoke vertikal (VDY). Output rangkaian ini tegangannya berkisar 4 – 10 VAC. Berikut titik pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian vertikal:









Gambar 2.2 Titik pengukuran rangkaian vertikal.











Gambar 2.3 Titik pengukuran rangkaian vertikal.
Penjelasan:
a.       TP 1, merupakan output dari pemisah sinkronisasi yang berupa sinyal sinkronisasi vertikal. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi vertikal.
b.      TP2 2, merupakan input dari IC vertikal (N451) dari pemisah sinkronisasi. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi vertikal.
c.       TP 3, merupakan jalur masuk tegangan (VCC2 ) IC vertikal yaitu jalur masuk tegangan kerja IC tersebut. Tegangan yang terukur pada TP ini saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
d.      TP 4, merupakan jalur masuk tegangan (VCC1 )IC vertikal yaitu jalur masuk tegangan kerja IC tersebut. Sama seperti VCC1 Tegangan yang terukur pada TP ini saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
e.       TP 5, merupakan output dari IC vertikal yang menuju ke defleksi vertikal. Tegangan yang terukur pada titik ini berkisar 4-10VAC.

Rangkaian matrik akan bekerja normal jika semua tegangan dan sinyal yang dibutuhkan pada tiap-tiap TP terpenuhi.

4.      DEFLEKSI HORISONTAL

Defleksi horisontal merupakan rangkaian yang berfungsi untuk membangkitkan arus listrik yang berbentuk gigi gergaji dengan frekuensi 15625 Hz, dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.
Sinkronisasi horizontal lebih mudah terganggu oleh adanya noise yang berupa pulsa-pulsa daripada sinkronisasi vertikal. Maka disediakan rangkaian AFC (Automatic Frequency Control) untuk membandingkan frekuensi dari sinyal sinkronisasi dengan frekuensi gelombang bentuk gigi gergaji yang dibangkitkan oleh rangkaian defleksi horizontal dan memperbaiki frekuensi yang berselisih. Karena defleksi horizontal itu memerlukan daya yang besarnya seratus kali lebih besar dari pada daya untuk defleksi vertikal maka dengan memakai rangkaian yang direncanakan spesial dengan penguat output yang terdiri dari transistor, dioda dan lain-lainnya dapat dicapai efisiensi tinggi.














Gambar 2.4 Rangkaian defleksi horisontal
Rangkaian horisontal berawal pada pin 27 (h.out) IC N101, sinyal sinkronisasi horisontal diteruskan ke resistor R409 yang berfungsi untuk menghubungkan IC N101 dengan basis transistor V431 yang berfungsi sebagai penguat horisontal drive, output transistor V431 berada pada kolektor kemudian diteruskan ke input trafo T431 yang berfungsi sebagai trafo horisontal drive, output dari trafo T431 diteruskan ke lilitan L433 sebagai penghubung antara trafo T431 dengan basis transistor V432 yang berfungsi sebagai transistor penguat horisontal output. Output V432 berada pada kolektor kemudian diteruskan ke salah satu pin flyback T471 yang berfungsi sebagai pembangkit tegangan tinggi. Selain diteruskan ke flyback, juga diteruskan ke yoke horisontal (HDY).
Rangkaian horisontal mendapat input tegangan dari regulator sehingga dapat bekerja, tegangannya tiap merek televisi biasanya berbeda tapi yang umum 115VDC biasanya diantara 90VDC – 140VDC berfungsi untuk menyediakan arus gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi yoke, sehingga sinar elektron pada CRT dapat melakukan scanning pada arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkaian horisontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk anoda CRT serta untuk pembangkit beberapa macam tegangan menengah dan tegangan rendah lainnya. Bagian – bagian  rangkaian horisontal yaitu ; osilator horisontal, horisontal driver, dan horisontal output. Berikut titik pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian defleksi horisontal dan sirkuit pembangkit tegangan tinggi.







Gambar 2.5 Titik pengukuran rangkaian
defleksi horisontal dan
sirkuit pembangkit tegangan tinggi.

















Gambar 2.5  
Titik pengukuran rangkaian defleksi horisontal dan
sirkuit pembangkit tegangan tinggi.
Penjelasan:
a.       TP 1, merupakan output dari pemisah sinkronisasi yang berupa sinyal sinkronisasi horisontal. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
b.      TP 2, merupakan input transistor horisontal penguat drive (V431). Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
c.       TP 3, merupakan output trafo horisontal penguat drive (T431). Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
d.      TP 4, merupakan input transistor horisontal penguat akhir (V432). Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
a.       TP 5, merupakan jalur masuk tegangan untuk rangkaian sinkronisasi horisontal di dalam IC N101. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini sebesar 12VDC.
e.       TP 6, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal drive yang diterima dari gulungan trafo horisontal drive. Tegangan pada TP ini sebesar 25VDC.
f.       TP 7, merupakan jalur masuk tegangan trafo horisontal drive. Tegangan pada TP ini sebesar 25 VDC.
g.      TP 8, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal output. Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC, setiap televisi memiliki tegangan yang berbeda-beda pada TP ini berdasarkan ukuran televisi, ini dikarena besar tegangan yang dibutuhkankan berbeda-beda pula.
h.      TP 9, merupakan tegangan output flyback yang berfungsi untuk mengaktifkan transistor penguat horisontal output. Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC.
i.        TP 10, merupakan jalur masuk tegangan flyback. Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC
j.        TP 11, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke Screen/G2 CRT. tegangan pada TP ini ini berkisar 150-300VDC. Tegangan tersebut dapat berubah-ubah berdasarkan pengaturan pada potensio Screen yang terdapat pada flyback.
b.      TP 12, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke Heater/ H2 CRT. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
c.       TP 13, merupakan output flyback setelah melewati resistor heater (R491) yang akan diteruskan ke Heater/ H2 CRT. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
k.      TP 14, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke bagian anoda CRT. Tegangan pada TP ini berkisar 20-25KV, dan jika hendak mengukuranya harus menggunakan probe khusus tegangan tinggi.

Rangkaian defleksi horisontal dan sirkuit pembangkit tegangan tinggi akan bekerja normal jika semua tegangan dan sinyal yang dibutuhkan pada tiap-tiap TP terpenuhi.

C.    KERUSAKAN TV CRT PADA BAGIAN OSCILATOR DAN SINKRONISASI
TV rusak vertikal maupun horizontal umumnya mudah diketahui dari ciri ciri gambar nya yang hanya menampilkan satu garis saja atau gambar yang muncul tidak penuh di layar CRT, sebenarnya selain gejala muncul garis juga banyak gejala lainnya misalnya saja gambar bergelombang, gambar cekung dan lainnya.Jika muncul kerusakan garis horizontal maka yang perlu dilakukan pengecekan kerusakan adalah blok vertikal karena gambar menjadi terkonsentrasi ke arah horizontal saja. Berlaku juga untuk sebaliknya jika di layar TV CRT hanya muncul garis vertikal maka blok horizontal yang harus dicek walaupun perlu diketahui sangat jarang kerusakan muncul garis vertikal.



1.    TV rusak dengan gejala Garis Horizontal







Kerusakan tv rusak bagian vertikal seperti gambar diatas bisa jadi adalah yang paling sering muncul pada TV CRT, beberapa penyebab yang mungkin adalah kerusakan pada deflection yoke bisa karena short ataupun putus. Tidak adanya tegangan supply ke rangkaian IC Vertikal (+24Vcc) yang disebabkan ada resistor putus, kerusakan pada konektor defelection yoke, kerusakan pada rangkaian vertikal out, atau bisa juga karena raster terlalu terang. Mencari penyebab kerusakan tv garis horizontal seperti ini gampang gampang susah, kebanyakan sih bisa langsung ketahuan dari IC vertical nya. Tapi tidak jarang juga disebabkan faktor yang tidak terduga
2.    TV Rusak Garis Bergelombang






Pada kerusakan seperti pada gambar di atas yang kebetulan adalah Tv merk Samsung plano dimana gambar raster terfokus menjadi garis bergelombang tebal, kemungkinan penyebabnya berdasarkan penelusuran ke blog referensi service tv saya bisa disebabkan putusnya deflection yoke dibagian vertikal tegangan minusnya (-V) Biasanya Deflection yoke dibentuk dari 2 kumparan yaitu horizontal dan vertikal, untuk memeriksa apakah short atau putus coba lepas sambungan di ujungnya bisa juga dari konektor di PCB lalu ukur resistansinya. Jika salah satu kumparan putus maka bisa jadi itulah penyebabnya, perlu diketahui juga umumnya jika diukur resistansi kedua kumparan adalah sama nilainya jika berbeda ada kemungkinan rusak/short.
3.      TV rusak vertikal garis diatas
Kerusakan lainnya yaitu seperti ditunjukkan pada gambar dimana hanya terdapat garis horizontal saja beberapa line pada bagian atas layar yang sekilas jika dilihat mirip kerusakan blanking yang biasanya terjadi pada bagian horizontal. Kerusakan ini jika pada IC vertikal yang memiliki pin out Pump Up maka di area / komponen sekitar itulah menjadi penyebabnya. Sedikit penjelasan mengenai pump up pada IC vertikal, sirkuit pump up kebanyakan sudah disatukan didalam IC vertikal yang tergabung ke vertikal out yang fungsinya kurang lebih adalah untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk proses vertikal-retrace yaitu proses penyapuan secara vertikal dari bagian atas layar CRT ke bagian bawah CRT.








Sirkuit pump up vertikal ini biasanya dibantu 2 komponen eksternal berupa Elco dan Diode, jika kedua komponen eksternal atau IC vertikal itu sendiri rusak maka bisa menimbulkan kerusakan TV rusak garis vertikal diatas. Coba ganti dulu elco pump up seperti yang ditunjukkan pada gambar rangkaian vertikal TV diatas, bagi yang kebetulan memang membutuhkan bisa download skema TV juga ya di koleksi skema TV blog ini sehingga lebih memudahkan menentukan letak ic vertikal tv.


4.      TV Rusak Gambar Cekung
Berikutnya adalah kerusakan TV bagian vertikal yang mengakibatkan gambar menjadi cekung seperti tampilan dibawah ini. Kerusakan seperti ini banyak juga yang menyebut nya kerusakan EW (east-west), cacat bantal, ataupun kerusakan pin-cushion. Dan penyebab timbulnya gambar seperti ini adalah karena sirkuit EW (East West) yang tidak bekerja normal, biasanya kerusakan ini muncul di TV flat slim dengan ukuran TV >20 inchi.






Ada 2 kemungkinan yang ada untuk kerusakan jenis ini :
1.      Jika TV menggunakan sirkuit East West maka cek transistor driver EW bisa short atau bocor, kapasitor filter modeul EW, IC driver EW rusak, lilitan pada rangkain EW, biasanya komponen ini letaknya dekat horizontal out.
2.      Jika TV tidak menggunakan sirkuit East West maka cek apakah tegangan B+ normal, cek apakah deflection yoke normal / pernah diganti dengan bukan orisinilnya, cek apakah mode zoom pada TV sedang diaktifkan.

TV rusak vertikal tidak penuh
Berikutnya lagi adalah salah satu kerusakan yang paling umum juga dimana gambar tampil dengan normal tetapi tampilan atas bawah tidak penuh alias terpotong. Penyebabnya ya pasti tidak jauh dari sirkuit vertikal walaupun ada baiknya juga coba cek dulu settingan V-size mungkin saja ada yang merubahnya, nah berikut ini beberapa kerusakan yang paling mungkin:
·         Cek tegangan Vcc IC Vertikal mungkin drop
·         Pin out IC Vertikal rusak (ganti IC vertikal)
·         Elco disekitar IC Vertikal kering (Elco kopel biasanya)
Sedikit tambahan juga jika terdapat TV rusak vertikal tidak penuh atas maupun bawah tetapi gambar terlihat melipat maka coba cek jalur feedback untuk IC vertikal TV biasanya ada nilai yang berubah berupa resistor / Elco tapi pernah juga sih menemui kerusakan ini karena IC vertikalnya harus diganti.


































BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

. Osilator adalah perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator pulsa atau frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri dari osilator horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja secara free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat berubah frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi. Perubahan frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh sinyal masukan.
        Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS ini masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna mengambil/mengekstrak pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal. Pulsa sinkronisasi horisontal digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi osilator horisontal, begitu juga sinyal sinkronisasi vertikal yang digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi output vertikal. Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan tidak terkuncinya gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat terbentuk atau tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-komponen aktif tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF, PH2LF), yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.
TV rusak vertikal maupun horizontal umumnya mudah diketahui dari ciri ciri gambar nya yang hanya menampilkan satu garis saja atau gambar yang muncul tidak penuh di layar CRT, sebenarnya selain gejala muncul garis juga banyak gejala lainnya misalnya saja gambar bergelombang, gambar cekung dan lainnya.Jika muncul kerusakan garis horizontal maka yang perlu dilakukan pengecekan kerusakan adalah blok vertikal karena gambar menjadi terkonsentrasi ke arah horizontal saja. Berlaku juga untuk sebaliknya jika di layar TV CRT hanya muncul garis vertikal maka blok horizontal yang harus dicek walaupun perlu diketahui sangat jarang kerusakan muncul garis vertikal.

B.     SARAN
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang berguna bagi para pembacanya.



0 komentar:

Post a Comment