Thursday, 15 March 2018
On March 15, 2018 by zainuddin in Elektronika No comments
BLOK OSCILATOR DAN
SINKRONISASI PADA TV CRT (CATODE RAY TUBE)
OLEH:
KELOMPOK 3
MUH. AYYUB 1525041009
RISMAN 1525041011
ZAINUDDIN 1525041005
JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2017-2018
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan makalah “Blok Osilator dan Sinkronisasi pada TV CRT” sebagai tugas dari mata kuliah “Perawatan dan
perbaikan peralatan elektronika audio video” pada semester 6 ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain sebagai
tugas juga agar penyusun dan pembaca bisa memahami bagaimana konsep system sinkronisasi
dan oscillator pada TV CRT, dengan adanya makalah ini maka pembaca juga akan
dapat menguasai peranan dan fungsi dari blok tersebut.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang telah
memberikan dukungan dan bantuan pihak-pihak selama penyusunan makalah
ini,
Akhir
kata dengan segala keterbatasannya, penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khusunya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini ,
oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca dan semua pihak.
Makassar,13 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………..…………………………………………….1
B. Rumusan
Masalah …………...……………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A.
BLOK
DIAGRAM DAN SKEMATIK TV BERWARNA ….….………..2
B. OSCILATOR
DAN SINKRONISASI ………………………….………...4
C. KERUSAKAN
TV CRT PADA BAGIAN OSCILATOR DAN SINKRONISASI …………………………………………………….…..12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
……………….…………………………………………17
B. SARAN
………………………………...………………………………..17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan teknologi
saat ini benar-benar pesat, segala aspek kehidupan telah dirasuki oleh
canggihnya teknologi. Mau tidak mau kita benar-benar harus menambah wawasan
untuk meningkatkan kualitas diri kita masing-masing, agar tidak tertinggal oleh
zaman. Tak dapat dipungkiri, semua pekerjaan manusia kini beralih ke mesin,
manusia cukup mengontrol dan mengawasi dan mesinlah yang melakukan segala
pekerjaan manusia. Berbicara mengenai wawasan, tidak lain adalah informasi itu
sendiri. Saat ini informasi benar-benar mudah untuk didapatkan, cukup dengan
duduk manis di depan gadget , semua yang ingin diketahui akan muncul di depan
mata.
Demi kemudahan
memperoleh informasi, maka dibentuklah sebuah system televise, dimanaa dengan
televise ini, kita akan mampu melihat kejadian-kejadian yang ada diseluruh
nusantara, bahkan hingga keluar negeri sekalipun. Di dalam pesawat televise
berbagai macam blok diagram yang harus dikuasai ataupun diketahui, sehingga
kita sebagai mahasiswa jurusan elektronika dapat mencapai tujuan perkuliahan
yakni mampu melakukan perawatan dan perbaikan pada peralatan elektronika audio
video, dimana televise ini adalah salah satunya.
Teknologi
benar-benar berkembang pesat, dapat diperhatikan bahwa TV CRT yang mana dulu
menjadi dambaan masyarakat, kini beralih lagi ke pengembangan yang lebih
sempurna, pengembangan TV CRT saat ini sudah berubah menjadi LCD, banyak sekali
perbedaan antara keduanya, baik peralatan yang digunakan, maupun system kerja
dari kedua TV tersebut. Oleh sebab itu untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam
makalah ini, terkhusus pada TV CRT sebagai langkah awal untuk maju ke jenjang
yang lebih kompleks dan lebih berkembang saat ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan blok oscillator dan
sinkronisasi?
2. Bagaimana fungsi dan peranan dari kedua blok
tersebut dalam TV CRT?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BLOK
DIAGRAM DAN SKEMATIK TV BERWARNA
Gambar
1.1 Blok Diagram TV CRT Berwarna
Gambar
1.2 Skematik TV CRT Berwarna
B.
OSCILATOR
DAN SINKRONISASI
Seperti
halnya monitor komputer, perangkat penerima televisi sebenarnya berdasarkan
pada prinsip kerja monitor komputer. Perbedaannya adalah pada jenis masukannya.
Pada monitor komputer, masukan sudah terpisah untuk tiap sinyal, yaitu warna R,
G, B dan sinkronisasi H dan V. Sedangkan pada perangkat televisi sinyal-sinyal
tersebut diekstrak dari sinyal CVBS/video yang masuk. Sinyal sinkronisasi
tersebut (H-SYNC & V-SYNC) yang menentukan ukuran gambar yang terdapat
dalam sinyal video. Sinyal sinkronisasi ini digunakan untuk mengendalikan atau
mensinkronisasi osilator H dan osilator V pada perangkat penampil/display.
1. OSILATOR HORISONTAL DAN VERTIKAL
Blok ini lebih sering disebut sebagai osilator jungle. Osilator adalah perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator pulsa atau frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri dari osilator horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja secara free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat berubah frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi. Perubahan frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh sinyal masukan.
Pulsa
keluaran osilator horisontal berbentuk persegi, besar frekuensinya berkisar
16,625Hz dan berubah berdasarkan format video yang akan ditampilkan. Pulsa
horisontal ini yang akhirnya dikuatkan oleh blok horisontal output.Pulsa gigi
gergaji pada osilator vertikal digenerasikan dan dikontrol oleh V-RAMP
generator (umumnya menggunakan kapasitor VRAMP). Besar frekuensi vertikal
tergantung dari jenis/format video masukan antara lain 50, 60 dan 72Hz. Pulsa
vertikal ini yang nantinya dikuatkan oleh blok vertikal output.
2. PEMISAH SINKRONISASI
Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS ini masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna mengambil/mengekstrak pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal. Pulsa sinkronisasi horisontal digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi osilator horisontal, begitu juga sinyal sinkronisasi vertikal yang digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi output vertikal. Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan tidak terkuncinya gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat terbentuk atau tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-komponen aktif tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF, PH2LF), yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.
Jika
dihubungkan dengan tabung gambar, secara mudahnya, fungsi dari osilator
horisontal sebagai pelukis/pembelok pena elektron dari kiri ke kanan (membentuk
garis mendatar), sedangkan fungsi dari osilator vertikal sebagai penggeser
garis yang telah dilukis oleh osilator horisontal ke atas dan kebawah dalam
periode tertentu. Misalnya TV akan menampilkan format gambar sebesar 352 x 288
piksel, 50Hz, berarti horisontal akan membuat garis sebanyak 288 garis dalam
periode 1/50 detik (0,02 detik) dan dalam 1 baris tersebut horisontal akan
melukis/membelokkan piksel/titik sebanyak 352 kali dengan tingkat akurasi yang
tinggi, oleh karena itu dibutuhkanlah sinkronisasi.
Contoh
Skema
Secara internal pada IC TDA8841/42/44 terdapat blok osilator jungle dan pemisah sinkronisasi. Keluaran dari blok ini adalah pulsa horisontal dan pulsa vertikal yang akan dikuatkan oleh blok penguat horisontal dan vertikal.Pemisah sinkronisasi mendapatkan masukan CVBS dari output swith AV yang terhubung secara internal. Keluaran pemisah sinkronisasi ini terdiri dari sinkronisasi horisontal dan vertikal. Masing-masing digunakan untuk mengunci PLL horisontal dan vertikal.
Osilator
horisontal pada IC ini bekerja dengan sistem PLL (berbasis VCO) yang terkunci
berdasarkan pembandingan dua sinyal yaitu sinyal sinkronisasi horisontal dan
sinyal yang berasal dari osilator kristal. Pin PH1_FL merupakan loop filter
berfungsi sebagai pengunci frekuensi horisontal berdasarkan sinyal sinkronisasi
horisontal. Pin PH2_FL berfungsi sebagai pengunci frekuensi horisontal
berdasarkan pulsa dari blok horisontal output yang umumnya diambil dari
sekunder FBT. Pulsa ini dimasukkan melalui pin FBISCO (flyback input atau
sandcastle output). Koneksi pada trafo FBT untuk fungsi ini umumnya disebut pin
AFC.Akhirnya, hasil dari pembandingan 2 loop filter tersebut yang menentukan
frekuensi keluaran pada pin H_OUT.
Osilator
vertikal atau gelombang gigi gergaji digenerasikan oleh kapasitor V-RAMP pada
pin V-SC (vertical sawtooth capasitor), sedangkan frekuensinya dikontrol secara
internal oleh sinyal sinkronisasi vertikal. Pin V-IREF merupakan pin yang
berfungsi sebagai pengunci amplitudo/level dari gelombang gigi gergaji yang
digenerasikan oleh V-RAMP. Akhirnya gelombang gigi gergaji tersebut dikeluarkan
melalui 2 pin keluaran vertikal (VDR_A dan VDR_B). Pin-pin output vertikal ini
berbentuk differensial, yaitu salah satu sebagai output positif dan satunya
lagi sebagai output negatif.
Setiap
rangkaian PLL selalu membutuhkan frekuensi referensi yang stabil. Pada blok
jungle ini, frekuensi referensi diambil dari kristal chrominance, pin X1 dan
pin X2. kristal-kristal hanya bekerja salah satu saja dan secara otomatis
terpilih berdasarkan jenis format masukan video.
Untuk mendukung keamanan dan proteksi, IC ini dilengkapi dengan pin EHT yang berfungsi sebagai sensor tegangan lebih (overvoltage) yang dikeluarkan oleh blok penguat horisontal. Jika ada tegangan yang mencapai ambang proteksi, maka osilator akan berhenti.
Penyetelan/ajustifikasi parameter-parameter pada blok ini direalisasikan melalui bus data I2C. Contoh beberapa parameter yang berhubungan dengan blok ini antara lain H-AFC, H-POS, V-SIZE, V-POS, V-LINE dan lain-lain.
Untuk mendukung keamanan dan proteksi, IC ini dilengkapi dengan pin EHT yang berfungsi sebagai sensor tegangan lebih (overvoltage) yang dikeluarkan oleh blok penguat horisontal. Jika ada tegangan yang mencapai ambang proteksi, maka osilator akan berhenti.
Penyetelan/ajustifikasi parameter-parameter pada blok ini direalisasikan melalui bus data I2C. Contoh beberapa parameter yang berhubungan dengan blok ini antara lain H-AFC, H-POS, V-SIZE, V-POS, V-LINE dan lain-lain.
Kelompok
parameter-parameter tersebut umumnya disebut geometry parameters.
Ketika osilator horisontal dan vertikal berhasil terkunci berdasarkan sinyal masukan, IC ini akan mengeset data VIDEO_IDENT pada register internalnya sehingga dapat digunakan oleh IC program untuk mengecek apakah ada video yang masuk atau tidak melalui bus data.
Ketika osilator horisontal dan vertikal berhasil terkunci berdasarkan sinyal masukan, IC ini akan mengeset data VIDEO_IDENT pada register internalnya sehingga dapat digunakan oleh IC program untuk mengecek apakah ada video yang masuk atau tidak melalui bus data.
3. DEFLEKSI VERTIKAL
Defleksi
vertikal terdiri dari
rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji, rangkaian penguat dan rangkaian
output. Rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan
sinyal sinkronisasi vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini kemudian diperkuat sehingga mendapatkan daya yang cukup agar kumparan defleksi vertikal mampu menyimpangkan
berkas elektron pada tabung ke arah
vertikal.
Gambar 2.1 Rangkaian vertikal.
Rangkaian pemisah
sinkronisasi vertikal dan horisontal terdapat pada IC N101. Rangkaian vertikal
berawal pada pin 23 (v.out) IC N101, sinyal sinkronisasi vertikal diteruskan ke
resistor R451 yang berfungsi untuk menghubungkan antara IC N101 dengan input
(pin 1) IC N451 yang berfungsi sebagai IC vertikal. Output IC vertikal berada
pada pin 5, output tersebut diteruskan menuju ke yoke vertikal (VDY).
Sumber
tegangan rangkaian vertikal ini adalah power supply terutama tegangan 24VDC. Namun beberapa televisi
rangkaian vertikalnya diberikan tegangan dari flyback. Input vertikal diperoleh
yaitu vertical syncrone yang masuk ke
rangkaian sinkronisasi yang terdapat pada IC utama (N101) dan diteruskan ke IC
vertikal. Dalam IC inilah semua pengaturan dan penguatan sinyal dilakukan
dengan bantuan elko sebagai filter tegangan. Output blok vertikal ini juga
dihasilkan oleh IC vertikal yang kemudian diumpankan ke yoke vertikal (VDY).
Output rangkaian ini tegangannya berkisar 4 – 10 VAC. Berikut titik pengukuran
tegangan dan sinyal rangkaian vertikal:
Gambar 2.2 Titik pengukuran rangkaian vertikal.
Gambar 2.3 Titik pengukuran rangkaian vertikal.
Penjelasan:
a.
TP
1, merupakan output dari pemisah sinkronisasi yang berupa sinyal sinkronisasi
vertikal. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat
juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal
sinkronisasi vertikal.
b.
TP2
2, merupakan input dari IC vertikal (N451) dari pemisah sinkronisasi. Sinyal
dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur
menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi
vertikal.
c.
TP
3, merupakan jalur masuk tegangan (VCC2 ) IC vertikal yaitu jalur
masuk tegangan kerja IC tersebut. Tegangan yang terukur pada TP ini saat normal
yaitu berkisar 24-27VDC.
d.
TP
4, merupakan jalur masuk tegangan (VCC1 )IC vertikal yaitu jalur
masuk tegangan kerja IC tersebut. Sama seperti VCC1 Tegangan yang
terukur pada TP ini saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
e.
TP
5, merupakan output dari IC vertikal yang menuju ke defleksi vertikal. Tegangan
yang terukur pada titik ini berkisar 4-10VAC.
Rangkaian matrik akan bekerja normal
jika semua tegangan dan sinyal yang dibutuhkan pada tiap-tiap TP terpenuhi.
4.
DEFLEKSI
HORISONTAL
Defleksi horisontal merupakan
rangkaian yang berfungsi untuk membangkitkan arus listrik yang berbentuk gigi
gergaji dengan frekuensi 15625 Hz, dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat menyimpangkan berkas
elektron tabung kearah horisontal.
Sinkronisasi horizontal lebih mudah
terganggu oleh adanya noise yang berupa pulsa-pulsa daripada sinkronisasi
vertikal. Maka disediakan rangkaian AFC (Automatic
Frequency Control) untuk membandingkan frekuensi dari sinyal sinkronisasi
dengan frekuensi gelombang bentuk gigi gergaji yang dibangkitkan oleh rangkaian
defleksi horizontal dan memperbaiki frekuensi yang berselisih. Karena defleksi
horizontal itu memerlukan daya yang besarnya seratus kali lebih besar dari pada
daya untuk defleksi vertikal maka dengan memakai rangkaian yang direncanakan
spesial dengan penguat output yang terdiri dari transistor, dioda dan
lain-lainnya dapat dicapai efisiensi tinggi.
Gambar 2.4 Rangkaian
defleksi horisontal
Rangkaian
horisontal berawal pada pin 27 (h.out) IC N101, sinyal sinkronisasi horisontal
diteruskan ke resistor R409 yang berfungsi untuk menghubungkan IC N101 dengan
basis transistor V431 yang berfungsi sebagai penguat horisontal drive, output
transistor V431 berada pada kolektor kemudian diteruskan ke input trafo T431
yang berfungsi sebagai trafo horisontal drive, output dari trafo T431
diteruskan ke lilitan L433 sebagai penghubung antara trafo T431 dengan basis
transistor V432 yang berfungsi sebagai transistor penguat horisontal output.
Output V432 berada pada kolektor kemudian diteruskan ke salah satu pin flyback
T471 yang berfungsi sebagai pembangkit tegangan tinggi. Selain diteruskan ke
flyback, juga diteruskan ke yoke horisontal (HDY).
Rangkaian horisontal
mendapat input tegangan dari regulator sehingga dapat bekerja, tegangannya tiap
merek televisi biasanya berbeda tapi yang umum 115VDC biasanya diantara 90VDC –
140VDC berfungsi untuk menyediakan arus gigi gergaji untuk diumpankan ke
kumparan defleksi yoke, sehingga sinar elektron pada CRT dapat melakukan scanning pada arah horisontal dengan
benar. Selain itu rangkaian horisontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit
tegangan tinggi (High Voltage) untuk
anoda CRT serta untuk pembangkit beberapa macam tegangan menengah dan tegangan
rendah lainnya. Bagian – bagian
rangkaian horisontal yaitu ; osilator horisontal, horisontal driver, dan
horisontal output. Berikut titik pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian
defleksi horisontal dan sirkuit pembangkit tegangan tinggi.
Gambar 2.5 Titik
pengukuran rangkaian
defleksi
horisontal dan
sirkuit
pembangkit tegangan tinggi.
Gambar 2.5
Titik pengukuran
rangkaian defleksi horisontal dan
sirkuit
pembangkit tegangan tinggi.
Penjelasan:
a.
TP
1, merupakan output dari pemisah sinkronisasi yang berupa sinyal sinkronisasi
horisontal. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun
dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal
sinkronisasi horisontal.
b.
TP
2, merupakan input transistor horisontal penguat drive (V431). Sinyal dapat
diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur
menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi
horisontal.
c.
TP
3, merupakan output trafo horisontal penguat drive (T431). Sinyal dapat diukur
menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan
osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
d.
TP
4, merupakan input transistor horisontal penguat akhir (V432). Sinyal dapat
diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur
menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi
horisontal.
a.
TP
5, merupakan jalur masuk tegangan untuk rangkaian sinkronisasi horisontal di
dalam IC N101. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini sebesar 12VDC.
e.
TP
6, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal drive yang
diterima dari gulungan trafo horisontal drive. Tegangan pada TP ini sebesar
25VDC.
f.
TP
7, merupakan jalur masuk tegangan trafo horisontal drive. Tegangan pada TP ini
sebesar 25 VDC.
g.
TP
8, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal output.
Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC,
setiap televisi memiliki tegangan yang berbeda-beda pada TP ini berdasarkan
ukuran televisi, ini dikarena besar tegangan yang dibutuhkankan berbeda-beda
pula.
h.
TP
9, merupakan tegangan output flyback
yang berfungsi untuk mengaktifkan transistor penguat horisontal output.
Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC.
i.
TP
10, merupakan jalur masuk tegangan flyback.
Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC
j.
TP
11, merupakan output flyback yang
akan diteruskan ke Screen/G2 CRT. tegangan pada TP ini ini berkisar
150-300VDC. Tegangan tersebut dapat berubah-ubah berdasarkan pengaturan pada
potensio Screen yang terdapat pada flyback.
b.
TP
12, merupakan output flyback yang
akan diteruskan ke Heater/ H2
CRT. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
c.
TP
13, merupakan output flyback setelah
melewati resistor heater (R491) yang akan diteruskan ke Heater/ H2 CRT. Tegangan yang
dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
k.
TP
14, merupakan output flyback yang
akan diteruskan ke bagian anoda CRT. Tegangan pada TP ini berkisar 20-25KV, dan
jika hendak mengukuranya harus menggunakan probe khusus tegangan tinggi.
Rangkaian
defleksi horisontal dan sirkuit pembangkit tegangan tinggi akan bekerja normal
jika semua tegangan dan sinyal yang dibutuhkan pada tiap-tiap TP terpenuhi.
C.
KERUSAKAN
TV CRT PADA BAGIAN OSCILATOR DAN SINKRONISASI
TV rusak
vertikal maupun horizontal umumnya mudah diketahui dari ciri ciri gambar nya
yang hanya menampilkan satu garis saja atau gambar yang muncul tidak penuh di
layar CRT, sebenarnya selain gejala muncul garis juga banyak gejala lainnya
misalnya saja gambar bergelombang, gambar cekung dan lainnya.Jika muncul
kerusakan garis horizontal maka yang perlu dilakukan pengecekan kerusakan
adalah blok vertikal karena gambar menjadi terkonsentrasi ke arah horizontal
saja. Berlaku juga untuk sebaliknya jika di layar TV CRT hanya muncul garis
vertikal maka blok horizontal yang harus dicek walaupun perlu diketahui sangat
jarang kerusakan muncul garis vertikal.
1.
TV rusak dengan
gejala Garis Horizontal
Kerusakan
tv rusak bagian vertikal seperti gambar diatas bisa jadi adalah yang paling
sering muncul pada TV CRT, beberapa penyebab yang mungkin adalah kerusakan pada
deflection yoke bisa karena short ataupun putus. Tidak adanya tegangan supply
ke rangkaian IC Vertikal (+24Vcc) yang disebabkan ada resistor putus, kerusakan
pada konektor defelection yoke, kerusakan pada rangkaian vertikal out, atau
bisa juga karena raster terlalu terang. Mencari penyebab kerusakan tv garis
horizontal seperti ini gampang gampang susah, kebanyakan sih bisa langsung
ketahuan dari IC vertical nya. Tapi tidak jarang juga disebabkan faktor yang
tidak terduga
2.
TV Rusak Garis
Bergelombang
Pada
kerusakan seperti pada gambar di atas yang kebetulan adalah Tv merk Samsung
plano dimana gambar raster terfokus menjadi garis bergelombang tebal,
kemungkinan penyebabnya berdasarkan penelusuran ke blog referensi service tv
saya bisa disebabkan putusnya deflection yoke dibagian vertikal tegangan
minusnya (-V) Biasanya Deflection yoke dibentuk dari 2 kumparan yaitu
horizontal dan vertikal, untuk memeriksa apakah short atau putus coba lepas sambungan
di ujungnya bisa juga dari konektor di PCB lalu ukur resistansinya. Jika salah
satu kumparan putus maka bisa jadi itulah penyebabnya, perlu diketahui juga
umumnya jika diukur resistansi kedua kumparan adalah sama nilainya jika berbeda
ada kemungkinan rusak/short.
3.
TV rusak
vertikal garis diatas
Kerusakan
lainnya yaitu seperti ditunjukkan pada gambar dimana hanya terdapat garis
horizontal saja beberapa line pada bagian atas layar yang sekilas jika dilihat
mirip kerusakan blanking yang biasanya terjadi pada bagian horizontal.
Kerusakan ini jika pada IC vertikal yang memiliki pin out Pump Up maka di area
/ komponen sekitar itulah menjadi penyebabnya. Sedikit penjelasan mengenai pump
up pada IC vertikal, sirkuit pump up kebanyakan sudah disatukan didalam IC
vertikal yang tergabung ke vertikal out yang fungsinya kurang lebih adalah
untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk proses vertikal-retrace yaitu proses
penyapuan secara vertikal dari bagian atas layar CRT ke bagian bawah CRT.
Sirkuit
pump up vertikal ini biasanya dibantu 2 komponen eksternal berupa Elco dan
Diode, jika kedua komponen eksternal atau IC vertikal itu sendiri rusak maka bisa
menimbulkan kerusakan TV rusak garis vertikal diatas. Coba ganti dulu elco pump
up seperti yang ditunjukkan pada gambar rangkaian vertikal TV diatas, bagi yang
kebetulan memang membutuhkan bisa download skema TV juga ya di koleksi skema TV
blog ini sehingga lebih memudahkan menentukan letak ic vertikal tv.
4.
TV Rusak Gambar
Cekung
Berikutnya
adalah kerusakan TV bagian vertikal yang mengakibatkan gambar menjadi cekung
seperti tampilan dibawah ini. Kerusakan seperti ini banyak juga yang menyebut
nya kerusakan EW (east-west), cacat bantal, ataupun kerusakan pin-cushion. Dan
penyebab timbulnya gambar seperti ini adalah karena sirkuit EW (East West) yang
tidak bekerja normal, biasanya kerusakan ini muncul di TV flat slim dengan
ukuran TV >20 inchi.
Ada
2 kemungkinan yang ada untuk kerusakan jenis ini :
1.
Jika
TV menggunakan sirkuit East West maka cek transistor driver EW bisa short atau
bocor, kapasitor filter modeul EW, IC driver EW rusak, lilitan pada rangkain
EW, biasanya komponen ini letaknya dekat horizontal out.
2.
Jika
TV tidak menggunakan sirkuit East West maka cek apakah tegangan B+ normal, cek
apakah deflection yoke normal / pernah diganti dengan bukan orisinilnya, cek
apakah mode zoom pada TV sedang diaktifkan.
TV rusak vertikal tidak penuh
Berikutnya lagi adalah salah satu
kerusakan yang paling umum juga dimana gambar tampil dengan normal tetapi
tampilan atas bawah tidak penuh alias terpotong. Penyebabnya ya pasti tidak
jauh dari sirkuit vertikal walaupun ada baiknya juga coba cek dulu settingan
V-size mungkin saja ada yang merubahnya, nah berikut ini beberapa kerusakan
yang paling mungkin:
·
Cek
tegangan Vcc IC Vertikal mungkin drop
·
Pin
out IC Vertikal rusak (ganti IC vertikal)
·
Elco
disekitar IC Vertikal kering (Elco kopel biasanya)
Sedikit tambahan juga jika terdapat TV
rusak vertikal tidak penuh atas maupun bawah tetapi gambar terlihat melipat
maka coba cek jalur feedback untuk IC vertikal TV biasanya ada nilai yang
berubah berupa resistor / Elco tapi pernah juga sih menemui kerusakan ini karena
IC vertikalnya harus diganti.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
.
Osilator adalah perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator pulsa
atau frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri dari osilator
horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja secara
free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat berubah
frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi. Perubahan
frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal sinkronisasi
yang dibawa oleh sinyal masukan.
Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS ini
masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna mengambil/mengekstrak pulsa
sinkronisasi horisontal dan vertikal. Pulsa sinkronisasi horisontal digunakan
untuk mengontrol atau mengunci frekuensi osilator horisontal, begitu juga
sinyal sinkronisasi vertikal yang digunakan untuk mengontrol atau mengunci
frekuensi output vertikal. Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan
tidak terkuncinya gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat terbentuk
atau tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah
masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-komponen aktif tersebut
dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF, PH2LF), yang tak lain gunanya
untuk memfilter penguncian tersebut.
TV rusak
vertikal maupun horizontal umumnya mudah diketahui dari ciri ciri gambar nya
yang hanya menampilkan satu garis saja atau gambar yang muncul tidak penuh di
layar CRT, sebenarnya selain gejala muncul garis juga banyak gejala lainnya
misalnya saja gambar bergelombang, gambar cekung dan lainnya.Jika muncul
kerusakan garis horizontal maka yang perlu dilakukan pengecekan kerusakan
adalah blok vertikal karena gambar menjadi terkonsentrasi ke arah horizontal
saja. Berlaku juga untuk sebaliknya jika di layar TV CRT hanya muncul garis
vertikal maka blok horizontal yang harus dicek walaupun perlu diketahui sangat
jarang kerusakan muncul garis vertikal.
B.
SARAN
Semoga
dengan disusunnya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang
berguna bagi para pembacanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Pengunjung
My Profil
Popular Posts
-
BLOK OSCILATOR DAN SINKRONISASI PADA TV CRT (CATODE RAY TUBE) OLEH: KELOMPOK 3 MUH. AYYUB ...
-
BIDANG PERKADERAN 1. Pengantar Alhamdulillah, segalah puji hamya milik Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan nikmat ...
-
BIDANG ASPRESIASI SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA 1. Pendahuluan Alhamdulillah,segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa m...
IG
zainuddin1002
Recent Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
Postingan terbaru
IPM DENGAN CARANYA, SIKAPNYA, DAN KEIKHLASANNYA
“ IPM DENGAN CARANYA, SIKAPNYA, DENGAN KEIKHLASANNYA AKAN MEMBANGUN GENERASI PELAJAR BERKEMAJUAN DAN MENJADI PERCONTOHAN KARAKT...
Home Ads
zainuddin
Translate
Popular Posts
-
BLOK OSCILATOR DAN SINKRONISASI PADA TV CRT (CATODE RAY TUBE) OLEH: KELOMPOK 3 MUH. AYYUB ...
-
BIDANG PERKADERAN 1. Pengantar Alhamdulillah, segalah puji hamya milik Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan nikmat ...
-
Akulah seragam SMA kemeja putih polos dan siap di kotori pilox warna saat pemilikku lulus nanti Akulah seragam sma symbol masa mu...
-
BIDANG PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN 1. Pendahuluan Alhamdulillah,segalah puji bagi Allah SWT yang senangtiasa memberikan kita ...
-
BIDANG ASPRESIASI SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA 1. Pendahuluan Alhamdulillah,segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa m...
-
BIDANG IPMAWATI 1. Pendahuluan Alhamdulillah,segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan nikmat...
-
PROGRAM KERJA ,REALISASI DAN PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PROGRAM PIMPINAN CABANG IPM BAREMBENG PERIODE 2015-2017 A. BIDANG KEPEMIMP...
-
Arung Palakka Melawan Sultan Hasanuddin Kali ini sy akan mencoba mengungkap kisah perlawanan antara Arung Palakka dengan Sultan Hasanuddi...
-
Sejarah Karaeng Pattingalloang Selasa, 30 Mei 2017 jam 10:59 di ruangan Laboratorium Komputer Pendidikan Teknik Elektronika UNM Pad...
0 komentar:
Post a Comment